Restroan steak asal Manhattan, New York, Amerika Serikat, Wolfgang’s Steakhouse, membuka cabang terbarunya di Jakarta. Cabang ini sekaligus jadi yang ke-25 di dunia dan ke-14 di Asia.
“Indonesia telah ada di radar kami selama empat sampai lima tahun ke belakang. Cabang Indonesia ini jadi cabang pertama kami yang menggunakan daging halal,” ujar Peter Zwiener, Co-Founder dari Wolfgang’s Steakhouse ketika ditemui Kompas.com pada Rabu (22/01/2020).
Wolfgang Zwiener sang empunya memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun sebagai kepala pelayan Peter Luger’s, salah satu restoran steak ternama dunia.
Setelah pensiun, ia bersama sang anak, Peter Zwiener memulai Wolfgang’s Steakhouse.
Restoran steak kelas atas ini menyajikan daging yang sudah melalui proses dry aging, membuat cita rasa daging steak di Wolfgang’s Steakhouse jadi berbeda sekaligus berkelas.
Proses dry aging sendiri secara singkat merupakan proses pengawetan daging yang bertujuan untuk membuat daging lebih empuk dan menciptakan rasa khusus tertentu.
Saat berkunjung ke Wolfgang’s Steakhouse di area Mall Elysee, SCBD, Jakarta pada Rabu (22/01/2020) lalu Kompas.com berkesempatan mencicipi beberapa sajian khas Wolfgang’s Steakhouse.
Sajian pembuka yang kami coba adalah Beverly Hills Chopped Salad. Terdiri dari potongan kecil wortel, kacang polong, jagung, tomat, timun, alpukat, daun mint, selada, red onion, dan keju feta.
Salad ini punya cita rasa ringan, segar dan sedikit asam. Cocok jadi hidangan pembuka yang membuat mulut terasa segar bersiap untuk melahap hidangan lain yang lebih berat. Lihat Foto Seafood Platter di Wolfgangs Steakhouse(Dok. Wolfgangs Steakhouse)
Selain dikenal dengan steak-nya, Wolfgang’s Steakhouse juga memiliki beragam hidangan pembuka seafood yang menarik. Salah satu di antaranya adalah Seafood Platter. Normalnya makanan ini merupakan cocktail yang berisikan potongan besar daging kepiting, udang jumbo, dan lobster.
Sayangnya saat Seafood Platter sampai ke meja, kami tak bisa menemukan lobster. Namun itu tidak membuat rasa Seafood Platter ini berkurang nikmatnya. Potongan daging kepitingnya sangat besar. Begitu pula udangnya. Keduanya matang sempurna. Bertekstur lembut dan memiliki rasa manis dan segar yang khas.
Setelah mencicipi hidangan pembuka, saatnya masuk ke hidangan utama. Namun sebelum steak jagoan Wolfgang’s, kami disajikan Salmon Salad yang menggoda.
Berisikan potongan fillet ikan salmon matang dan asparagus panggang, hidangan ini memiliki rasa gurih yang menggoda.
Asparagus panggangnya terasa lembut dan renyah. Sementara salmonnya punya rasa gurih yang pas, dengan daging yang lembut dan berminyak tetapi tetap terasa ringan. Lihat Foto Salmon dan Asparagus yang jadi hidangan pembuka di Wolfgangs Steakhouse(Dok. Wolfgangs Steakhouse)
Tak berapa lama, keluarlah steak yang sudah kami tunggu-tunggu. Steak yang disajikan adalah Porterhouse Steak for Two.
Sajian andalan dari Wolfgang’s yang menggunakan daging sapi USDA bagian short loin terbaik.
Daging tersebut dimasak medium rare, menunjukkan gradasi warna merah dan merah muda yang cantik di bagian dalam daging ketika dibelah.
Porterhouse steak ini memiliki dua macam daging, yakni tenderloin fillet dan new york strip. Rasa daging bagian short loin ini sangat nikmat, gurih dengan rasa asli daging dan memiliki tekstur yang sangat empuk. Lemaknya juga tak terlalu banyak.
“Orang-orang banyak yang suka porterhouse karena rasanya yang gurih dan tidak banyak lemak. Tapi ada juga orang yang suka lemak. Biasanya mereka pilih daging rib (iga) ini,” jelas Peter.
Steak dari bagian rib atau iga ini jadi potongan steak kedua yang disajikan. Berbeda dengan potongan short loin yang memiliki tulang berbentuk T besar di tengah, tulang bagian rib ada di sebelah samping.
Dagingnya terlihat matang medium rare, dengan banyak lapisan lemak.
Adanya lapisan lemak yang cukup banyak tersebut, tekstur rib tak selembut porterhouse tadi. Namun lebih kenyal dan berlemak saat digigit. Keduanya memiliki lapisan luar daging yang sangat renyah dan memberikan sensasi berbeda pada saat dimakan.
Kedua steak ini disajikan bersamaan dengan beberapa hidangan pendamping seperti mashed potatoes, german potatoes, dan creamy spinach. Sepotong kecil daging steak terasa paling nikmat jika dimakan dengan sedikit olesan mashed potatoes dan creamy spinach, lalu ditutup dengan sepotong kecil german potatoes.
Wolfgang’s Steakhouse tidak menggunakan saus dalam penyajiannya. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga rasa asli daging.
Bumbu yang diberikan pada proses memasak pun hanya sejumput garam. Jika kamu ingin menggunakan saus, bisa mencoba saus khas Wolfgang’s yang punya cita rasa mirip saus barbeque tetapi agak lebih asam.
Sesi makan hari itu ditutup dengan beberapa pilihan hidangan penutup berupa potongan kue ala Wolfgang’s. Ada empat macam kue yaitu Lime Pie, New York Cheesecake, Chocolate Mousse Cake, dan Pecan Pie. Lihat Foto Empat kue yang menjadi dessert di Wolfgangs Steakhouse(Dok. Wolfgangs Steakhouse)
Lime Pie punya tekstur mirip pie susu. Agak cair dengan rasa yang asam dan agak tajam khas jeruk. Lalu New York Cheesecake agak berbeda dari cheesecake ala Italia yang cenderung ringan. Cheesecake ala New York ini punya konsistensi yang lebih padat tapi tetap terasa ringan.
Sementara Chocolate Mousse Cake cocok bagi kamu yang tidak menyukai makanan manis. Rasanya sedikit pahit dan sangat ringan. Punya rasa coklat yang sangat kuat.
Dan terakhir adalah Pecan Pie. Kue ini cukup unik. Ada potongan besar kacang pecan yang masih sedikit renyah, memberikan tekstur yang unik dan rasa manis yang berpadu nikmat.
Dalam memakan dessert ini, Wolfgang's juga menyediakan whipped cream yang bisa kamu makan bersamaan. Whipped cream berfungsi untuk menetralisir rasa yang kuat dalam kue sehingga terasa lebih ringan.
Wolfgang’s Steakhouse akan dibuka untuk umum pada awal Februari 2020 mendatang. Hingga berita ini dimuat, belum ada detail harga dari setiap makanan dan minuman yang terdapat dalam daftar menu restoran.